tadinya saya merasa saat-saat tersulit adalah ketika bersiap mau tidur dan saat bangun tidur, tapi sekarang buat saya rasanya sama saja. sama sakitnya. karena saya sudah terlanjur lumpuh. menyadari kamu udah ga ada. menyadari hati saya sudah bermotif polkadot besar-besar saking banyaknya lubang yang kamu tinggalkan untuk saya
oh... wait...
saya sendiri yang menyebabkan lubang-lubang itu, bukan kamu yang membuatnya.
semaleman saya merenungkan semua yang udah terjadi, perlahan saya mulai bisa melihat polanya... ya... apa yang saya tanam itu yang saya tuai... sulit rasanya menerima. tapi ini memang kesalahan saya dan ajaibnya ketika saya mengakui hal itu pada diri saya sendiri, saya merasakan sebuh ketenangan.
bukan, bukan sebuah ketenangan abadi yang akan terus bercokol di hati saya, tapi lebih menyerupai membiarkan sedikit cahaya masuk melalui celah pintu yang sudah saya tutup cuma untuk menunggu kamu. memberi ruang untuk sedikit, sedikiiiiittt saja kehangatan dan cahaya remang masuk ke dalam diri saya.
waktu mona mengutip kata-kata kang harry ini saya ga ngerti artinya, tapi sekarang saya merasakan sendiri artinya.
saya masih sakit, saya masih jatuh, saya masih lumpuh
tapi saya mau memberi kesempatan pada waktu untuk menyembuhkan saya.
walaupun saya membenci kata "harus" tapi saya mengharuskan diri saya untuk mempercayai kekuatan penyembuh sang waktu.
seolah Tuhan menjawab doa saya, tadi pagi saya melihat note dari seorang teman yang di-tag ke saya.
isinya mengingatkan saya akan tekad saya kemarin siang. saya salah, saya pantas menerima hukumannya, saya harus belajar berempati terhadap orang lain, saya tidak berhak mengambil keputusan untuk orang lain karena setiap orang mampu untuk berkembang sesuai caranya sendiri.
saya belum mampu untuk sepenuhnya bersikap seperti itu, saya masih belajar menjalani point pertama dan kedua, sambil berharap sang waktu bisa menuntun saya untuk menjalani point-point selanjutnya.
butuh waktu... ya saya butuh waktu...
ketika menulis blog ini tiba-tiba saya teringat kehidupan saya selama setahun ini.
saya pernah hancur saat kamu mendekati sahabat saya. tapi setelah itu saya berjalan,
bukan berjalan versi kamu yang harus cari orang lain, tapi berjalan versi saya yang hidup untuk menikmati hari ini.
dan hal itu membantu saya untuk tetap tegar karena saya tidak mau memusingkan hari esok, hehehe.
hari ini adalah berkah, hari esok adalah harapan. the power of believe, itu yang menjadi kekuatan saya selama setahun ini.
dan kalau kemarin saya bisa seperti itu, mungkin 5 detik lagi, besok, atau bulan depan saya bisa menemukan diri saya menjadi sosok yang seperti itu lagi.
bukan sekarang, ya bukan sekarang, tapi someday :)
sekarang biarkan saya merasakan dulu titik nadir saya sehingga saya mengerti apa artinya jera.
saya sayang kamu dan akan selalu begitu.
saya masih disini menunggu kamu.
dan saya tahu ketika nanti saya sudah mampu berjalan lagi pun saya masih tetap akan menunggu kamu.
like i always do selama setaun ini... berjalan tapi menunggu...
menunggu... terus menunggu...
karena kusuka harapan terutama ketika waktu merajutku hampir habis